Label

Selasa, 04 Oktober 2011

Laporan praktek kerja baja

BAB I
PENDAHULUAN

v  SEJARAH BAJA
-          Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
-          Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas.
-          Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.
-          Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya.
-          Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.
-          Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.
-          Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja.
-          Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.
-          1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
-          1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.

v  Bijih besi antara lain :
- Hematite - Fe2O3 - 70 % iron
- Magnetite - Fe3O4 - 72 % iron
- Limonite - Fe2O3 + H2O - 50 % to 66 % iron
- Siderite - FeCO3 - 48 % iron

v  Pemurnian Besi 
Prinsip dasar : Menghilangkan kandungan oksigen dalam bijih besi.
§  Cara tradisional :blomery, pada proses ini bijih besi dibakar dengan charcoal, dimana banyak mengandung carbon sehingga terjadi pengikatan oksigen, pembakaran tersebut menghasilkan karbondiokasida dan karbon monoksida yang terlepas ke udara, sehingga besi murni didapat dan dikeluarkan dari dapur,kekurangnya tidak semua besi dapat melebur sehingga terbentuk spoge, spoge berisi besi dan silica.
§  Proses lebih modern adalah dengan blas furnace, blast furnace diisi oleh bijih besi, charcoal atau coke (coke adalah charcoal yang terbuat dari coal) dan limestone (CaCO3). Angin secara kencang dan kontinu ditiupkan dari bawah dapur. Hasil peluburan besi akan berada di bawah, cairan besi yang keluar ditampung dan disebut dengan pig iron.

Baca selengkapnya bisa download di : Laporan praktek kerja baja

SEMEN



Sejarah Semen

Sebelum semen mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.

Kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa Latin), yang artinya kira-kira "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan". Meski sempat populer di zamannya, nenek moyang semen made in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100 - 1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran.

Baru pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton - insinyur asal Inggris - menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.

Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya mematenkan proses pembuatan cikal bakal semen ini melainkan Joseph Aspdin, juga insinyur berkebangsaan Inggris, pada 1824 mengurus hak paten ramuan yang kemudian dia sebut semen portland. Dinamai begitu karena warna hasil akhir olahannya mirip tanah liat Pulau Portland, Inggris. Hasil rekayasa Aspdin inilah yang sekarang banyak dipajang di toko-toko bangunan.

Sebenarnya, adonan Aspdin tak beda jauh dengan Smeaton. Dia tetap mengandalkan dua bahan utama, batu kapur (kaya akan kalsium karbonat) dan tanah lempung yang banyak mengandung silika (sejenis mineral berbentuk pasir), aluminium oksida (alumina) serta oksida besi. Bahan-bahan itu kemudian dihaluskan dan dipanaskan pada suhu tinggi sampai terbentuk campuran baru.

Selama proses pemanasan, terbentuklah campuran padat yang mengandung zat besi. Nah, agar tak mengeras seperti batu, ramuan diberi bubuk gips dan dihaluskan hingga berbentuk partikel-partikel kecil mirip bedak.



Definisi Semen

Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat adhesif dan kohesif yang memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen mineral menjadi satu massa yang padat. Meskipun definisi ini dapat diterapkan untuk banyak jenis bahan, semen yang dimaksudkan untuk konstruksi beton adalah bahan jadi dan mengeras dengan adanya air yang dinamakan semen hidraulis. Hidraulis berarti semen bereaksi dengan air dan membentuk suatu bahan massa.


Baca selengkapnya download di : Laporan bahan bangunan tentang semen

BETON



Definisi beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan,  perkerasan jalan, struktur bangunan dan lain - lain. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton ini didapatkan dengan cara mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), atau jenis agregat lain dan air, dengan semen portland atau semen hidrolik yang lain, kadang - kadang dengan bahan tambahan (additif) yang bersifat kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang homogen. Pengerasan terjadi karena peristiwa reaksi kimia antara semen dengan air. Akan tetapi, biasanya dipercayai bahwa beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak menjadi padat karena air  menguap, tetapi semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Nama lama untuk beton adalah batu cair.

Beton memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut :
Kelebihan beton:
ü  Beton mampu menahan gaya tekan dengan baik, serta mempunyai sifat tahan terhadap korosi dan pembusukan oleh kondisi lingkungan.
ü  Beton segar dapat dengan mudah dicetak sesuai dengan keinginan. Cetakan dapat     pula dipakai berulang kali sehingga lebih ekonomis.
ü  Beton segar dapat disemprotkan pada permukaan beton lama yang retak maupun dapat diisikan kedalam retakan beton dalam proses perbaikan.
ü  Beton segar dapat dipompakan sehingga memungkinkan untuk dituang pada tempat-tempat yang posisinya sulit.
ü  Beton tahan aus dan tahan bakar, sehingga perawatannya lebih murah.
Kekurangan Beton :
ü  Beton dianggap tidak mampu menahan gaya tarik, sehingga mudah retak. Oleh karena itu, perlu di beri baja tulangan sebagai penahan gaya tarik.
ü  Beton keras menyusut dan mengembang bila terjadi perubahan suhu,sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retakan - retakan akibat terjadinya perubahan suhu.
ü  Untuk mendapatkan beton kedap air secara sempurna, harus dilakukan dengan pengerjaan yang teliti.
ü  Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan diteliti secara seksama agar setelah dikompositkan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

Selengkapnya bisa download di : Laporan bahan bangunan tentang beton

Laporan praktek kerja pipa

BAB I
PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Sistem perpipaan terus berkembang kearah yang lebih baik. Pada mulanya manusia memindahkan air dari sungai ke rumah dengan menggunakan ember. lalu berkembang dari satu orang menjadi banyak orang yang berurutan sehingga proses pengambilan air menjadi lebih mudah. Melalui analogi sederhana ini manusia berfikir untuk lebih mengefisienkan waktu dan tenaga maka dibuatlah distribusi melalui sistem perpipaan.
Saat ini sistem perpipaan sudah amat maju, sebagai contoh sistem perpipaan yang dibuat untuk mengantarkan minyak dari satu negara ke negara lain melalui sistem perpipaan bawah laut (offshore). sehingga dengan sistem ini akan dihemat waktu lebih banyak, walaupun kendala yang akan dihadapi lebih banyak.
 Sistem pemipaan identik dengan saluran pembuluh darah yang mengalirkan darah keseluruh bagian tubuh. Sistem pemipaan digunakan untuk penyediaan dan pendistribusian air besih, pembuangan limbah dari kawasan industri ataupun dari fasilitas publik lainnya. Selain itu, sistem pemipaan digunakan untuk mentransportasikan minyak mentah dari sumur minyak menuju tangki yang kemudian akan diproses selanjutnya, mentransportasikan dan mendistribusikan gas alam dari sumber gas menuju tangki penyimpanan. Sistem pemipaan juga di aplikasikan dalam pendistribusian minyak atupun gas untuk menyuplai kebutuhan industri, mesin pembangkit tenaga dan keperluan komersial. Sistem pemipaan juga digunakan untuk mengangkut cairan, bahan kimia, campuran kimia dan uap pada industri makanan, pabrik kimia dan industri lainnya. Sistem pemipaan juga digunakan untuk instalasi pemadam kebakaran, untuk keperluan mesin-mesin dan lain – lain.
Semakin banyak penggunaan pipa dalam aspek kehidupan manusia maka semakin banyak di perlukan ahli-ahli dibidang pemipaan. Umumnya bagian perpipaan dan detailnya merupakan standar dari unit, seperti ukuran diameter, jenis katup yang akan dipasang, baut dan gasket pipa, penyangga pipa, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian akan terdapat keseragaman ukuran antara satu dengan lainnya. Sedangkan di pasaran telah terdapat berbagai jenis pipa dengan ukuran dan bahan-bahan tertentu sesuai dengan kebutuhan seperti dari bahan Carbon Steel, PVC (Polyvinil Chloride), stainless Steel, dan lain-lain.

Dalam merancang suatu jalur pipa yang tersusun dari beberapa buah pipa yang disusun secara seri maupun paralel maka persoalan yang dihadapi belumlah begitu rumit, namun banyak juga jalur pipa yang ada bukanlah suatu rangkaian yang sederhana melainkan suatu jaringan pipa yang sangat kompleks, sehingga memerlukan penyelesaian yang lebih teliti. Oleh sebab itu lah laporan ini dibuat agar dapat memperluas pengetahuan kita tentang pipa.

Tujuan
Tujuan dibuatnya laporan ini agar dapat menambah dan memperluas pemahaman mahasiswa/i dalam hal perpipaan :
         Untuk dapat mengetahui dan menerangkan proses pemotongan dan penguliran pipa.
         Untuk menumbuhkan minat atau ketertarikan mahasiswa/i untuk memperdalam tentang pemipaan.

Baca selengkapnya bisa download di : Laporan Kerja Praktek Pipa

Senin, 03 Oktober 2011

AGREGAT

Pengelompokan Agregat

Definisi Agregat
            Kata agregat dapat dijabarkan dari bentuk bahasa latin grex yang berarti sekumpulan atau sekawanan. Berpijak dari akar kata ini, kita kemudian mendapatkan beberapa makna dari aggregate .
Mulanya kata ini menyeruak terutama dalam bidang konstruksi di lingkungan penutur bahasa inggris mengacu pada bahan-bahan mineral tidak bergerak,misalnya pasir, debu, batu, kerikil, pecahan batu yang bercampur semen, kapur, atau bahan aspal untuk mengikat campuran itu menjadi seperti beton. Ketika kita menghimpun benda atau sesuatu yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan, kita seakan menyusun sebuah gundukan atau tumpukan, di mana ujung tumpukan berasosiasi dengan pencapaian. Proses pengumpulan inilah yang disebut agregat.
            Definisi agregat menurut Ir. Irlizar, MT adalah suatu bahan keras dan kaku yang digunakan sebagai bahan campuran, yang berupa berbagai jenis butiran atau pecahan tang termasuk di dalamnya antara lain : pasir, kerikil, agregat pecah, terak dapur tinggi, abu/debu agregat.
            Tujuan digunakannya agregat dalam campuran beton yaitu sebagai berikut:
  1. Menghemat penggunaan semen Portland.
  2. Menghasilkan kekuatan besar pada beton.
  3. Mengurangi penyusutan pada perkerasan beton.
  4. Dengan gradasi agregat yang baik dapat tercapai beton padat.
  5. Sifat dapat dikerjakan (workability) dapat diperiksa pada adukan beton dengan gradasi yang baik.
Pengaruh Sifat Agregat Terhadap Sifat Beton
Sifat Agregat
Pengaruh Pada
Sifat Beton
Bentuk,tekstur,gradasi
Beton cair
Kelecakan, pengikatan dan pengerasan
Sifat fisik,sifat kimia, mineral
Beton keras
Kekuatan, kekerasan dan ketahanan (durability)

PLASTIK



Pengertian Plastik

Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi molekul- molekul kecil (monomer) hidrokarbon yang membentuk rantai yang panjang dengan struktur yang kaku. Plastik merupakan senyawa sintesis dari minyak bumi (terutama hidrokarbon rantai pendek) yang dibuat dengan reaksi polimerisasi molekul- molekul kecil (monomer) yang sama , sehingga membentuk rantai panjang dan kaku dan akan menjadi padat setelah temperatur pembentukan nya. Dewasa ini, plastik banyak digunakan untuk berbagai macam bahan dasar. Penggunaan plastik dapat dipakai sebagai bahan pengemas, konstruksi, elektroteknik, automotif, mebel, pertanian, peralatan rumah tangga, bahan pesawat, kapal mainan dan lain sebagainya. Hal ini karena bahan plastik mempunyai keunggulan dibandingkan dengan bahan lain antara lain, seperti tidak mudah berkarat, kuat, tidak mudah pecah, ringan, dan elastis.

Plastics are divided into two distinct groups: thermoplastics and thermosets.”Plastik merupakan bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih rendah daripada serat, dan dapat dilunakkan atau dicetak pada suhu tinggi (suhu peralihan kacanya di atas suhu ruang), jika tidak banyak bersambung-silang.

Plastik memiliki titik didih dan titik beku yang beragam , tergantung dari monomer pembentuknya. Monomer yang sering digunakan adalah etena (C2H4), propena(C3H6), styrene(C8H8), vinil klorida, nylon dan karbonat(CO3). Plastik merupakan senyawa polimer yang penamaan nya sesuai dengan nama monomer nya dan diberi awalan poli-. Contohnya, Plastik yang terbentuk dari monomer- monomer propena, namanya adalah polipropilena.


Hampir semua plastik sulit untuk diuraikan. Plastik yang memiliki ikatan karbon rantai panjang dan memiliki tingkat kestabilan yang tinggi, sama sekali tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme.


Sejarah Plastik

Plastik mulai dikenal semenjak sekitar 3.000 tahun yang lalu dalam kehidupan bangsa Mesir kuno. Saat itu plastik yang dikenal masih bersifat alami, bersumber dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Penggunaannya juga terbatas sebagai bahan pelapis dan bahan dekorasi. Plastik sintetis mulai dirintis pada tahun 1846 oleh Schonbein (Jerman) yang memodifikasi sellulosa kayu dan tumbuhan dengan asam nitrat untuk membuat plastik semi sintesis. Plastik yang 100% sintesis dihasilkan dari penelitian Leo Baekeland (Belgia) selama tahun 1907-1909, yaitu dengan ditemukannya Bakelite. Penemuan dan pembuatan plastik, pertama kali dilaporkan oleh Dr.Montgomerie pada tahun 1843, yaitu oleh penduduk Malaya dengan cara memanaskan getah karet kemudian dibentuk dengan tangan dan dijadikan sebagai gagang pisau. Pada tahun 1845,J.Peluoze berhasil mensintesa sululosa nitrat. Cetakan bahan plastik yang pertama, dipatenkan oleh J.L.Baldwin pada tangal 11 Februari 1862 yang disebut dengan molds for making daguerreotype cases. Cetakan ini kemudian digunakan secara luas untuk membentuk bahan-bahan plastik yang terdiri dari campuran getah karet dengan berbagai bahan pengisi humektan dan pemplastik. Penemuan selulosa nitrat atau seluloid pertama kali dilakukan oleh Dr.John Wesley Hyatt dari New York yaitu untuk menggantikan bola bilyard yang sebelumnya terbuat dari gading. Seluloid digunakan juga untuk mainan anak-anak, pakaian, cat, dan vernis, serta film untuk foto. Tahun 1920, Dr.Leo Hendrik Baekeland (Belgia) menemukan reaksi antara fenol dan formaldehida yang menghasilkan bakelite, dan penemuan ini dianggap sebagai awal industry plastik. Berbagai jenis bahan kemasan plastik baru bermunculan sesudah perang dunia kedua usai. Bahan pembuat plastik dari minyak dan gas sebagai sumber alami, dalam perkembangannya digantikan oleh bahan-bahan sintetis sehingga dapat diperoleh sifat-sifat plastic yang diinginkan dengan cara kopolimerisasi, laminasi, dan ekstruksi.


Baca selengkapnya bisa download di : Laporan Bahan Bangunan Tentang Plastik

ASPAL

       

Definisi Aspal
Aspal dalam bahasa yang umum dikenal juga dengan “tar”. Untuk kata “tar” atau “aspal” sering digunakan secara bergantian, mereka memiliki arti yang berbeda. Salah satu alasan untuk kebingungan ini disebabkan oleh fakta bahwa, di antara negara-negara lain, ada perbedaan substansial dalam arti dihubungkan dengan periode yang sama. Sebagai contoh, aspal minyak di Amerika Serikat disebut dengan aspal, sedangkan di Eropa “aspal” adalah campuran agregat batu dan aspal yang digunakan untuk pembangunan jalan. Di Eropa, istilah aspal menunjukkan residu dari penyulingan minyak bumi.
Aspal dikenal sebagai bahan/material yang bersifat viskos atau padat, berwarna hitam atau coklat, yang mempunyai daya lekat (adhesif), mengandung bagian-bagian utama yaitu hidokarbon yang dihasilkan dari minyak bumi atau kejadian alami (aspal alam) dan terlarut dalam karbondisulfida. Ada juga yang mengatakan bahwa aspal adalah material berwarna hitam atau coklat tua. Pada temperatur ruang berbentuk padat sampai agak padat, jika dianaskan sampai temperatur tentu dapat menjadi lunak / cair sehingga dapat membungkus partikel agregat pada waktu pembuatan campuran aspal beton atau sapat masuk kedalam pori-pori yang ada pada penyemprotan/ penyiraman pada perkerasan macadam atau pelaburan. Jika temperatur mulai turun. Aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada tempatnya (sifat Termoplastis
Menurut Silvia Sukirman(2007:26), Aspal didefinisikan sebagai material perekat (cementitious) berwarna hitam atau coklat tua, dengan unsure utama bitumen. Aspal dapat diperoleh di alam ataupun merupakan residu dari pengilangan minyak bumi. Tar adalah material berwarna coklat atau hitam, berbentuk cair atau semipadat, dengan unsure utama bitumen sebagai hasil kondensat dalam destilasi destruktif dari batubara, minyak bumi, atau material organic lainnya. Pitch diperoleh sebagai residu dari destilasi fraksional tar. Tar dan pitch tidak diperoleh di alam, tetapi merupakn produk kimiawi. Dari ketiga material pengikat diatas, aspal merupakn material yang umum digunakan untuk bahan pengikat agregat, oleh karena itu seringkali bitumen disebut pula sebagai aspal.
 Fungsi aspal antara lain :
a.       Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu lintas
       (water proofing, protect terhadap erosi)
b.      Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.
c.       Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakan di atas lapis pondasi sebelum lapis berikutnya.
d.      Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas jalan yang telah beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi pengikat di antara keduanya.
e.       Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan filler.
Sifat fisik aspal :
a. Daya tahan (durability)
Daya tahan aspal adalah kemampuan aspal untuk mempertahankan sifat asalnya akibat pengaruh cuaca selama masa umur pelayanan.
b. Adhesi dan kohesi
Adhesi adalah kemampuan aspal untuk mengikat agregat sehingga dihasilkan ikatan yang baik antara agregat dan aspal. Kohesi adalah ikatan didalam molekul aspal untuk tetap mempertahankan agregat tetap di tempatnya setelah terjadi pengikatan.
c. Kepekaan terhadap temperatur
Aspal adalah material yang bersifat termoplastis, berarti akan menjadi keras atau lebih kental jika temperatur berkurang dan akan melunak atau mencair jika temperatur bertambah. Sifat ini diperlukan agar aspal memiliki ketahanan terhadap perubahan temperatur, misalnya aspal tidak banyak berubah akibat perubahan cuaca, sehingga kondisi permukaan jalan dapat memenuhi kebutuhan lalu lintas serta tahan lama.
d. Kekerasan aspal
            Kekerasan aspal tergantung pada viscositasnya (kekentalan) aspal pada proses pencampuran dipanaskan dan dicampur dengan agregat sehingga agregat dilapisi aspal. Pada proses pelaksanaan terjadinya oksidasi yang mengakibatkan aspal menjadi getas (viskositasnya bertambah tinggi). Peristiwa itu berlangsung setelah massa pelaksanaan selesai. Pada massa pelayanan aspal mengalami oksidasi dan polimerisasi yang besarnya dipengaruhi ketebalan aspal menyelimuti agregat. Semakin tipis lapisan agregat yang menyelimuti agregat, semakin tinggi tingkat kerapuhan yang terjadi.

Baca selengkapnya download di : Laporan bahan bangunan tentang aspal

BESI

            Definisi Besi
Besi adalah unsur dalam jadual berkala yang mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi adalah kumpulan 8 dan kala (period) 4 logam. Besi adalah logam transisi yang paling banyak dipakai karena relatif melimpah di alam dan mudah diolah. Besi murni tidak begitu kuat, tetapi bila dicampur dengan logam lain dan karbon didapat baja yang sangat keras. Biji besi biasanya mengandung hematite (Fe2O3) yang dikotori oleh pasir (SiO2) sekitar 10 %, serta sedikit senyawa sulfur, posfor, aluminium dan mangan.

Sejarah Besi

Tanda-tanda pertama kegunaan besi datangnya dari Sumeria dan Mesir, di mana sekitar 4000 SM, benda kecil, seperti mata lembing dan perhiasan, dihasilkan dari besi yang didapati dari meteor. Oleh kerana meteor jatuh dari langit sebagian ahli bahasa menjangkakan bahwa perkataan Inggris iron, yang which has cognates in many northern and bahasa Eropa barat, terhasil dari perkataan Etruska aisar yang bererti "Dewa-dewa".


Sekitar 3000 SM hingga 2000 SM, semakin banyak objek besi yang dikerjakan dihasilkan (dibedakan dengan besi meteor melalui ketiadaan nikel dalam barangan besi tersebut) di Mesopotamia, Anatolia, dan Mesir. Bagaimanapun, kegunaannya kemungkinannya untuk upacara tertentu, dan besi merupakan logam yang mahal, lebih mahal berbanding emas. Dalam epik Iliad, kebanyakan senjata merupakan gangsa, tetapi ketulan besi digunakan untuk perdagangan. Sebagian sumber (lihat rujukan What Caused the Iron Age? di bawah) mencadangkan bahwa besi dihasilkan sebagai hasil sampingan dari penyucian tembaga ketika itu, sebagai besi span, dan tidak dihasilkan oleh pakar logam masa itu. Pada 1600 SM hingga 1200 SM, besi digunakan secara lebih meluas di Timur Tengah, tetapi tidak menggantikan kegunaan gangsa.


Dari tempoh abad ke-12 SM hingga abad ke-10 SM, terdapat peralihan pantas di Timur Tengah dari segi peralatan dan senjata gangsa kepada besi. Faktor utama peralihan ini tidak kelihatannya sebagai kelebihan teknologi kerjabesi, tetapi sebaliknya disebabkan gangguan bekalan timah. Tempoh peralihan ini, yang berlaku pada tempoh berlainan ditempat berlainan di dunia, mengorak langkah ke zaman tamadun yang dikenali sebagai Zaman Besi.


Serentak dengan peralihan dari gangsa kepada besi adalah jumpaan proses pengkarbonan, yang merupakan proses menambah karbon kepada besi masa itu. Besi yang dihasilkan adalah besi span, campuran besi dan sanga dengan karbon dan karbida, yang kemudiannya diketuk dan dilipat untuk membebaskan jismi slag dan mengoksidakan kandungan karbon, dengan itu menghasilkan besi tempa. Besi tempa amat kurang kandungan karbon dan tidak mudah dikeraskan melalui celupan. Orang-orang Timur Tengah mendapati bahawa hasil yang lebih keras boleh dihasilkan dengan memanaskan objek besi tempa dalam campuran arang untuk tempoh yang lama, dan kemudiannya dicelup dalam air atau minyak. Barangan yang terhasil, yang mempunyai permukaan besi waja, adalah lebih keras dan tahan berbanding gangsa yang digantikannya.


Di negara China besi pertama digunakan juga adalah besi meteor, dengan bukti arkeologi mengenai barangan besi tempa muncul di barat laut, berhampiran Xinjiang, pada abad ke-8 SM. Barangan ini dibuat dengan besi tempa, dicipta melalui proses yang sama dengan yang digunakan di Timur Tengah dan Eropah, dan dipercayai diimport oleh penduduk bukan Cina.


Pada tahun-tahun terakhir Dinasti Zhou (ca 550 BC), keupayaan penghasilan barangan besi bermula disebabkan teknologi tanur yang berkembang tinggi. Menghasilkan rerelau bagas (blast furnace) yang berupaya menghasilkan suhu melebihi 1,300 K, negara Cina telah memajukan penghasilan besi tuang, atau besi mentah.


Jika bijih besi dipanaskan serentak dengan karbon sehingga 1420–1470 K, cecair likat terbentuk, satu aloi sekitar 96.5% besi dan 3.5% karbon. Hasil ini kuat, boleh dibentuk menjadi bentuk halus, tetapi terlalu rapuh untuk dibentuk, kecuali ia dinyahkarbon (decarburized) untuk menyingkir kebanyakan karbon. Sebahagian besar penghasilan besi zaman Dinasti Zhou berikut, adalah besi tuang. Besi, bagaimanapun, kekal sebagai penghasilan orang bawahan, digunakan oleh peladang selama beberapa ratus tahun, dan tidak menarik minat kaum bangsawan China sehingga Sinasti Qin (sekitar 221 SM)


Besi tuang mundur di Eropah, disebabkan pelebur Eropah hanya mampu mencapai suhu sekitar 1000 K. Sebahagian besar Abad Pertengahan, di Eropah Barat, besi masih dihasilkan dengan menggunakan besi sponge menjadi besi tempa. Contoh besi tuang yang terawal di Eropah dijumpai dua tempat di Sweden, Lapphyttan dan Vinarhyttan, antara 1150 hingga 1350. Terdapat cadangan oleh para penyelidik bahawa ia mungkin diperkenalkan oleh puak Mongol menyeberangi Russia ketapak tersebut, tertapi tidak terdapat bukti kepada hipothesis ini. Bagaimanapun, menjelang akhir abad ke empat belas, pasaran bagi besi tuang mulai terbentuk, sebagai permintaan bagi peluru meriam yang diperbuat daripada besi tuang.


Peleburan besi awal (sebagaimana proses ini dikenali) menggunakan arang sebagai sumber haba dan agen penurun. Pada abad ke-18 bekalan kayu di England kehabisan dan kok(arang), bahanapi fosil, digunakan sebagai ganti. Innovasi ini oleh Abraham Darby membekalkan tenaga untuk Revolusi Perindustrian di England.

                Sejarah Baja
·         Besi ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
·         Tahun 1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut proses peleburan besi mulai diketahui secara luas.
·         Tahun 1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan asiria juga mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.
·         Tahun 800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya.
·         Tahun 700 – 600 SM, Cina belajar membuat besi.
·         Tahun 400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.
·         Tahun 250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja
·         Tahun 1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M pada kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.
·         1300 M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
·         1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya di eropa.

Baca selengkapnya bisa download di : Laporan Bahan Bangunan Besi

CAT

CAT

v  Definisi Cat
Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective) bahan tersebut. Bahan yang dimaksud yaitu tembok, kayu, logam, kertas, plastic, polimer dan kanvas. Setelah dikenakan pada permukaan dan mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat kuat dan padat pada permukaan tersebut. Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan dengan banyak cara: diusapkan (wiping), dilumurkan, dikuas, disemprotkan (spray), dicelupkan (dipping) atau dengan cara yang lain. Cat juga sering kita sebut dengan varnish, enamel, lacquer, primer, sealer, filler, politur, top coat dan lainnya.

v  Bahan Dasar Cat
Bahan utama dari cat adalah bahan pembentuk film atau binder yang sering kita kenal dengan resin atau polymer. Bahan pembentuk film ini dilarutkan dengan pelarut organik / solvent ditambah dengan bahan pembantu / additive, pigment / pewarna, dan bahan pengisi / filler / extender.
Cat mengandung bahan-bahan yang berbahaya apabila kandungannya melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan. Salah satu bahan yang berbahaya adalah VOC (volatile organic compound) atau kandungan senyawa organik yang mudah menguap. Yang termasuk dalam kategori VOC di antaranya solvent dan tiner. VOC ditandai dengan bau, walaupun menurut Chandra Budiono dari Pacific Paint, cat yang tidak berbau belum tentu bebas VOC.

Baca selengkapnya download di : Laporan bahan bangunan tentang cat

KAYU


Kayu adalah suatu bahan konstruksi yang didapatkan dari tumbuhan dalam alam serta merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan keinginan dan kemajuan teknologi. Karena itu tidak hanya merupakan salah satu bahan konstruksi  pertama dalam sejarah umat manusia, tetapi mungkin juga menjadi yang terakhir . Kayu juga sebagai salah satu bahan yang pertama sebelum ilmu pengetahuan mulai dibicarakan .
Kayu adalah bagian keras tanaman yang digolongkan kepada pohon dan semak belukar.  Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot ( meja,kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya. Secara kimia kayu tersusun atas beberapa bagian utama yaitu selulosa dan lignin.

Baca selengkapnya bisa download di : Laporan bahan bangunan tentang kayu